JAKARTA. Sebagai negara penghasil kakao, tingkat
konsumsi coklat masyarakat Indonesia masih sangat kecil jika
dibandingkan dengan masyarakat Eropa yang tidak menghasilkan kakao sama
sekali.
Menteri
Koordinator (Menko) Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan saat ini
konsumsi coklat masyarakat Indonesia hanya 0,7 ons/orang/tahun. Angka
tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan masyarakat Eropa yang
hampir 5 kg/orang/tahun.
"Bayangkan, 5 kilo yang namanya Eropa
tapi tidak punya kakao, kita ini, 0,07 kurang dari 1 ons," ujarnya saat
ditemui di tengah acara Chocolate Party on Sunday di pelataran parkir Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (11/12/2011).
Hatta
menilai hal ini sangat ironis mengingat Indonesia merupakan negara
penghasil bahan baku coklat, kakao, ketiga terbesar setelah Pantai
Gading dan Ghana. Akibatnya, produksi coklat dalam negeri tersebut
hanya memenuhi kebutuhan ekspor.
"Indonesia merupkan negara ketiga penghasil coklat, yang pertama Pantai Gading, kemudian Ghana," ujarnya.
Hatta
menyatakan pemerintah akan mencanangkan gerakan konsumsi coklat guna
meningkatkan tingkat konsumsi coklat di masyarakat dalam negeri.
"Gerakan
ini menjadi gerakan yang bisa menjangkau produk dalam negeri, karena
banyak petani kakao yang jarang merasakan makan dan minum coklat. Jadi
kita ingin coklat ini menyentuh masyarakat bawah," tegasnya.
Dalam waktu dekat, Hatta menargetkan adanya peningkatan konsumsi coklat 2 kali lipat untuk tahun 2012 mendatang.
"Kalau
kita berhasil meningkatkan sampai 2 kali lipat kan baru mendekati 2
ons, masih jauh cobalah kita targetkan, targetkan 2012 2 kali lipat,
pasti bisa, harga coklat kita terjangkau kok," pungkasnya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, MINGGU, 11 DESEMBER 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar