Anak-anak pada umumnya menyukai dan mencari permen coklat. Kendati
orangtua sudah menyembunyikan, namun mereka akan terus 'berjuang' untuk
memperolehnya, terutama ketika merayakan pesta istimewa, misalnya ulang
tahun, Paska, Natal dan Idul Fitri.
Sepekan sebelum hari-hari besar keagamaan, banyak toko dan pasar
swalayan menjual aneka permen coklat. Di Eropa dan Amerika kalau orang
tua mengajukan pertanyaan seputar makna perayaan Paska dan Natal,
anak-anak akan menjawab permen coklat.
Banyak orangtua menyadari bahwa permen coklat berdampak buruk bagi
kesehatan gigi, dan berupaya keras untuk membatasi konsumsi coklat pada
anak-anak. Bagaimana cara membujuk anak untuk bersedia mengkonsumsi
makanan yang sehat?
Risiko terbesar yang perlu mendapat perhatian orang tua, yakni
kerusakan gigi pada anak. Untuk itu, berapa banyak dan berapa kali dalam
sehari anak makan permen harus diperhatikan. Orangtua perlu menjelaskan
kepada anak manfaat menjaga kesehatan gigi.
Orangtua juga dapat membatasi anak agar tidak terlalu banyak makan
coklat, kalau perlu beri batasan waktunya, misalnya satu kali dalam satu
pekan, atau setiap perayaan pada hari-hari istimewa.
Biasakan anak menggosok gigi sebelum tidur malam, terlebih setelah
mereka makan permen atau coklat, untuk menghilangkan kadar gula yang
melekat pada gigi.
Jika anak-anak merasa lapar, maka mereka cenderung akan melahap
permen. Untuk menghindari hal itu, anak perlu menyantap sarapan pagi
yang bergizi setiap harinya, misalnya semangkuk sereal yang kaya dengan
karbohidrat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar